Bahagia, satu kata yang pasti manusia mengetahuinya, namun tidak semua manusia merasakannya.Jika berbicara tentang kebahagiaan, setiap orang akan melontarkan 
berbagai alasannya mengapa ia merasa bahagia. Mungkin ada diantara 
mereka yang berkata “Saya bahagia karena suami saya sangat mencintai 
saya”, “Saya bahagia karena mempunyai banyak anak”, “Saya bahagia karena
 mempunyai banyak harta”, “Saya bahagia karena mempunyai ini dan itu”, 
“Saya bahagia karena memiliki si ini dan si itu” dan sebagainya.
Tetapi, bagaimana kebahagiaan itu yang sebenarnya?
Kebahagiaan adalah satu kata yang diidamkan setiap insan. Namun 
terkadang kita keliru mengartikan sebuah arti kebahagiaan, sehingga yang
 kita dapat hanya kebahagiaan semu yang berujung pada kesengsaraan. 
Banyak yang memandang kebahagiaan ada pada harta berlimpah, istri cantik
 atau suami tampan dll, namun semua itu tidak bisa mengantarkan pada 
kebahagiaan hakiki. Jika kita merenungi makna kebahagiaan, kebahagiaan 
bisa kita menjadi 4 jenis kebahagiaan:
1. Kebahagiaan duniawi
Kebahagiaan jenis ini bisa berupa rasa tenang, lezat atau nikmat, dan
 aman. Contoh kebahagiaan seperti ini misalnya memiliki harta berlimpah,
 mendapatkan karunia anak, suami tampan/istri cantik dll. Kebahagiaan 
ini sangat terbatas dan sewaktu-waktu atau secara tiba-tiba bisa saja 
terganggu, rusak atau bahkan hilang oleh suatu keadaan yang sudah Allah 
tetapkan. Kebahagiaan ini berlaku umum baik untuk seorang Mu’min  atau 
pun Kafir. Misalnya, seseorang mendapat karunia kelahiran anak yang 
sangat membuat bahagia, kemudian dalam waktu sesaat berubah menjadi 
kesengsaraan karena si bayi meninggal akibat sakit. Ini hanya hanya 
sebatas urusan duniawi.
2. Kebahagiaan sejati
Kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan yang tumbuh dari lubuk hati 
buah dari hasil kedekatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena Allah
 Ta’ala lah sumber kebahagiaan sejati. Kedekatan ini terjadi karena 
peribadatan yang benar, ikhlas dan mengikuti ajaran Rasulullah 
shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan mengikuti Islam yang murni/lurus bukan
 yang salah atau sesat. Kebahagiaan tidak dapat diganggu atau hilang 
hanya karena musibah-musibah duniawi, bahkan kebahagiaan inilah yang 
menjadi penawar hati pahitnya derita dunia. Kebahagiaan ini hanya 
didapat khusus untuk orang-orang beriman. Inilah yang Allah Ta’ala 
maskud dalam firman-Nya:
“ Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
 sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan 
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang 
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan“. (Q.S An-Nahl: 97)
3. Kebahagiaan mutlak
Kebahagiaan ini adalah kebahagiaan mutlak yang tidak diselingi oleh 
kesengsaraan, derita, gangguan atau kesulitan sekecil apapun juga. Ruh 
dan raga sudah melebur menjadi suatu wujud yang tak terpisahkan dan tak 
akan terpisahkan. Kelezatan makanan, minuman, pemandangan dan kenikmatan
 fisik lainnya menjadi tak terhingga, di Surga nanti, ya..di Surga 
nanti. Kepayahan di dunia tergantikan dengan kebahagiaan agun yang 
lestari tak kenal henti, abadi.
Dan ini, hanya teruntuk bagi orang-orang yang beriman kepada Allah 
dan Rasul-Nya, yang mengikuti jalan yang telah diajarkan oleh Allah dan 
Rasul-Nya.
4. Kebahagiaan memandang Wajah Allah Ta’ala
Inilah kebahagiaan yang mengalahkan kebahagiaan lainnya, ketika Allah
 Subhanahu wa Ta’ala menyingkapkan hijab-Nya, sungguh keindahan tiada 
tara akan didapatkan. Bertemu dengan Allah di akhirat nanti, 
“bertetangga” dengan-Nya di Surga yang indah, memandang wajah-Nya Yang 
Maha Indah tak terhingga, adalah kebahagiaan abadi tiada tara, takkan 
pernah berakhir atau tersisipi kepahitan sedikitpun. Kebahagiaan, 
kesenangan dan kenikmatan bertemu dan memandang Wajah Allah Rabbul 
‘alamin adalah suatu kebahagiaan yang jauh lebih besar melebihi 
kenikmatan-kenikmatan istana-istana emas di Surga, sungai-sungainya yang
 bermacam-macam, pohon-pohonnya yang rindang, buah-buahan dan 
makanan-makanannya yang sangat lezat, kesehatan dan kekuatan yang 
langgeng abadi, keelokan bidadari yang jelita, serta 
kenikmatan-kenikmatan yang luar biasa lainnya yang tak bisa dibayangkan 
dan dihitung.
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.” (Q.S Al-Qiyamah: 22-35)
Itulah aneka ragam kebahagiaan yang ada, maka berusahalah mengejar 
kebahagiaan sejati, bukan kebahagiaan semu dengan mengikuti jalan Allah 
yang lurus. Sebab segala yang bersifat duniawi akan berakhir pada 
waktunya. Mudah-mudahan akan mengantarkan kita pada kebahagiaan mutlak 
dan kebahagiaan memandang wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ref: artikel kartu dakwah HASMI [muslimahzone]
Anda sedang membaca artikel tentang Bahagia itu apa sih? dan anda bisa menemukan artikel Bahagia itu apa sih? ini dengan url http://bagiislam.blogspot.com/2013/01/bahagia-itu-apa-sih.html. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel Bahagia itu apa sih? ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda,namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya CariManfaat.com.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan 
klik disini untuk berlangganan GRATIS via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di CariManfaat.com 

0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah secara Cerdas. Dilarang keras untuk berkomentar iklan