Pagi itu, seperti biasa Lukman pergi ke Kampus. Dengan penuh semangat
ia tempuh perjalanan sekitar 3 km dari rumahnya dengan berjalan kaki.
perjalanan yang amat melelahkan, tapi ia tak pernah kenal lelah
menghadapi berbagai macam masalah dihidupnya. berbekal keimanan kepada
Allah, ia berusaha untuk selalu berfikir positif didalam hidupnya.
sambil melangkahkan kakinya, ia senantiasa berdzikir dan mengingat Allah
SWT. dibenaknya hanya ada nama Allah.
Ia memang pemuda shalih. setiap gerak langkahnya, setiap tutur
katanya, dan seluruh hidupnya ia perjuangkan hanya untuk kemuliaan
Islam. dimanapun ia berada pasti yang dibicarakan adalah tentang islam
tak ada yang lain. walaupun ada yang lain, dia tak pernah berbicara
kecuali yang berguna saja.
Singkat kata, ia telah tiba kampus tercintanya, di Universitas
Padjadjaran. dengan senyum dan ucapan syukur kepada Allah Swt. telah
tiba tepat pada waktunya.
Sesampainya dikelas, ia duduk dibarisan terdepan. lalu ia
bercengkrama dengan teman-temannya sembari menunggu dosennya hadir
dikelas. 30 menit berlalu dosennya pun tak kunjung datang jua. ia lalu
menyempatkan membaca Al-Quran. dengan suara perlahan ia baca surat Ali
imran ayat 110 dan memahami makna ayatnya.
Tak lama kemudian, teman sebelahnya, Rudi, mengajaknya berdiskusi
tentang ayat yang barusan ia baca. lalu lukman pun menghentikan bacaan
qurannya. lalu menemani rudi untuk mendiskusikannya.
“Man, sebenarnya apa sih maksudnya Khaira ummah itu??” tanya Rudi
Dengan senyum Lukman pun segera menjelaskan ayat yang baru saja ia baca. “Khaira
ummah adalah umat terbaik, maksud dari ayat ini ialah, bahwa umat
terbaik itu adalah umat yang no 1. umat teladan, umat yang sejahtera,
umat yang menjadi panutan manusia seluruhnya.”. jawab lukman bersahaja,
dan kembali ia melanjutkan penjelasannya lagi. “kalian adalah terbaik,
yang dilahirkan untuk manusia, kalian menyuruh kepada kebaikan, dan
mencegah dari kemungkaran dan kalian beriman kepada Allah…. “. ucap Lukman semangat menyebutkan terjemahan ayat tersebut.
Kemudian ia melanjutkan kembali “Di, sadar gak, bahwa Kita ini
sebenarnya adalah umat terbaik. tapi kenapa sekarang kita berada didalam
keterpurukan, kesengsaraan, kebodohan dan kenistaan para Pemimpin
negeri ini?” tanya lukman.
Kemudian Rudi pun bingung harus jawab apa, lalu ia pun langsung bertanya kembali ”Kurang
tau sob, sebenarnya kenapa sih umat ini bodoh, dan sengsara? padahal
umat ini harusnya menjadi umat yang unggul. apa mungkin karena ayatnya
udah salah dan islam udah tidak sesuai lagi dengan zaman moderen ini ???” tanya rudi penuh kebimbangan.
Dengan cepat Lukman menangkis pertanyaan rudi “eittsss…umat
terpuruk bukan karena ayatnya yang salah, juga bukan karena Islam sudah
tidak sesuai lagi, tapi ini semua karena umatnya yang telah melupakan
ayat-ayat Allah, dan sudah tidak mengindahkan apa yang telah Allah
perintahkan. coba kita perhatikan saja, banyak diantara kita yang jarang
shalat berjamaah, banyak perjudian, dan kemaksiatan dimana-mana, itu
semua disebabkan karena mereka banyak yang tidak membaca ayat-ayat
Allah. tidak menjadikan Al-Quran dan Al-Hadits sebagai sumber
pemikirannya dan sebagai tolok ukur dalam bertindak. malah mereka
menjalankan hukum-hukum yang tidak bersumber dari Islam“. jelas Lukman Panjang lebar.
“Contohnya man, apa hukum-hukum yang bukan hukum islam itu???” tanya rudi lagi.
“DEMOKRASI contohnya. demokrasi adalah Sistem yang BUKAN berasal
dari islam, malah sangat bertentangan dengan islam. bagaimana mungkin
islam bisa menjadi umat terbaik kalau menjalankan hukum-hukum kufur.
Allah juga kan udah memerintahkan kepada kita agar selalu menjadikan
Al-Quran dan Assunah sebagai pegangan dan juga sebagai aturan, aturan
yang mengatur hidup kita. karena islam tidak hanya mengatur persoalan
ibadah mahdhah semata, tapi islam mengatur setiap sendi kehidupan, mulai
dari politik, sosial, budaya, pendidikan, akhlak dan masih banyak lagi.“.
“Jadi??”
“Kita harus menggunakan hukum-hukum yang diturunkan oleh Allah,
bukan yang lain, jika ingin sejahtera, ya gunakan hukum Allah. agar
mendapatkan kebahagiaan dan juga keselamatan di akhirat nanti”
“Oh, gitu man, Luarrr biasa sekali…terima kasih atas ilmunya mudah-mudahan bermanfaat.” Rudi terkagum-kagum.
Sampai jam pelajaran habis pun, dosen tak kunjung datang. lalu
selesailah diskusi mereka berdua. dan pergi meninggalkan ruang kelas
dengan penuh semangat.
-Oleh : Taufiq Sutyarahman- [arrahmah]
Anda sedang membaca artikel tentang Kisah Khairu Ummah dan anda bisa menemukan artikel Kisah Khairu Ummah ini dengan url http://bagiislam.blogspot.com/2013/01/kisah-khairu-ummah.html. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel Kisah Khairu Ummah ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda,namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya CariManfaat.com.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan GRATIS via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di CariManfaat.com
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah secara Cerdas. Dilarang keras untuk berkomentar iklan